Menghormati Panggilan Shalat Adzan
Mumpung masih dalam suasana yang pas.
Kali ini saya akan membahas tentang adzan.
Kebeteluan, sebelum heboh OST Noragami Aragoto yang menggunakan remix adzan. Saya ada sedikit percakapan tentang menghormati adzan.
Waktu itu ada orang yang sedang main gitar, walaupun tidak dengan suara yang keras. Kemudian berkumandanglah suara adzan dari 5 penjuru (dsini bisa terdengar suara kotbah dari 5 mesjid). Saat itu orang tersebut langsung berhenti bermain gitar.
Saya bertanya, “kok udahan mainnya?”.
Jawabnya, “lagi adzan, menghormati”.
Tanya saya lagi, “menghormati atau ga enak berisik (suara adzan)?”.
Jawabnya, “ga enaklah, menghormati tau.”.
Kata saya, “klo ada agama lain yang ibadah, lo lagi maen gitar, terus gmana?”.
Jawabnya lagi, “ya pindah ketempat laen maen gitarnya”.
Kata saya lagi, “brarti lo ga menghormati agama laen”.
Jawabnya, “kan udah ga kedengeran, jadi ga ganggu”.
Tanya saya lagi, “Emang klo lagi ada adzan, ganggu klo main gitar dsini?”.
Jawabnya, “ya ga, tapi tetep harus menghormati.”.
Kata saya, “ya berarti bukan menghormati, klo lo menghormati agama lo sendiri. lo tau kan itu panggilan shalat. ya harusnya lo ikutan sholat”.
“oke lah lo ga ikut sholat, tapi harusnya lo ga maen gitar terus, karena sholat itu ga pernah berenti, sekarang disini nih, nanti 5 menit lagi ditempat laen ada yg adzan, terus begitu seterusnya.”.
Berdasarkan cerita diatas, yang pasti bukan saya yang mengalami. Jika umatnya sendiri tidak menghargai adzan, bagaimana orang lain bisa menghargainya?
Terus ketika ada orang yang bukan dari agamanya berusaha menghargai adzan (dengan membuat remix) umatnya justru menghujat.
Mungkin suatu saat nanti, adzan akan diklaim oleh oknum lain sebagai bukan lagi panggilan shalat.
Kenapa? karena umatnya sendiri bahkan tidak menghargainya.
Hargailah diri kalian sendiri dulu, jika ingin orang lain menghargai kalian.
Leave a Reply