Kenapa kita panggil Dia “Bapa”
Oh pamanku yang ada di surga…! Huh, ga pantes banget sih! Kenapa yah kita panggil Tuhan kita dengan panggilan Bapa, atau Father, atau Daddy, atau Papa, atau Papi? Mungkin banyak di antara kita yang ngga begitu mempersoalkan hal ini (iya yah…). Kenapa kita ngga panggil Dia dengan sebutan lain seperti om, atau uda, atau Pak’de, atau tulang, atau ompung, atau… satu pribadi orang tua yang lain yang lebih realistis : mama. Penasaran kan! Iya kan, iya dong! Yuk kita bahas yuuk… konsentrasi yah.
Kenapa kita ngga panggil Dia “mama”? Mama kan lebih kasih, lebih baik, lebih lembut, dll. Coba “bapa”, udah kasar, kumisan, merokok, suka ngebentak lagi! Huss, kita ngga boleh gambarkan citra “bapa” dengan membandingkan dengan bapa-bapa yang ada di dunia. Kenapa kita panggil Tuhan dengan sebutan “Bapa”, karena :
Pertama, Bapa adalah pribadi yang tegas. “Mama… mama… beli es krim doooong…; eh, kamu ngga boleh makan es krim, Unyil… kamu kan lagi pilek, anakku sayang sweety baby honey money mewarni…; tapi kan ma,,, aku mau makan es klim… huwaaaaaa…!!!; ya sudah, tapi satu aja yah…; asyik! ai lov yu mam!”. Itulah kelemahan seorang “mama”, dia memiliki ketegasan yang bertoleransi. Coba kalo seorang bapa ketika anaknya meminta es krim di saat anaknya sedang pilek, seorang bapa takkan memberikannya meskipun anaknya udah nangis 7 hari, 7 malam, 7 jam, 7 menit lewat 12 detik. Karena bapanya memiliki kasih yang tegas & benar: “Kalo anak saya dikasih es krim nanti pileknya ngga sembuh-sembuh & dia akan selalu dijuluki bocah ingusan dari Siantar”.
Begitu juga Bapa kita di surga. Ketika kita meminta sesuatu yang pada akhirnya dapat merusak kita, Dia ngga bakal memberikannya meskipun kita udah doa puasa ( ngajak orang sekampung lagi buat puasa). Tuhan punya perasaan, tapi Tuhan juga punya ketegasan, dan perasaanNya ngga bisa menguasai ketegasanNya. Dan ini demi yang terbaik buat anak-anakNya…
Kedua, Bapa adalah pribadi yang melindungi. “bapaaaaaaa!!! gawaaaat!!! bahayaaa!!! tolong aku, paaa!!! di kamarku ada… kecoaaaaaa!!! Di saat sesuatu hal yang membahayakan di keluarga seperti ada gempa, ada banjir, ada kebakaran, ada tetangga yang mabuk, ada maling, ada tikus, ada kecoa, ada cicak, ada serangga (baygon kaleee…), bapa lah yang biasa kita minta perlindungan, bukan mama. Begitu juga Bapa kita di surga. Di saat kita dalam bahaya, di saat justru kedua orang tua kita lagi bertengkar hebat sehingga membuat kita takut, di saat ada seseorang yang hendak mencelakakan kita, Bapa kita di surga akan mengutus malaikat-malaikatNya untuk mengelilingi mengawal kita. Bahkan, Tuhan sendiri yang memeluk kita sambil berkata : “Jangan takut anakKu, Aku slalu ada di sisimu… cup…cup…sayang…”.
Yang terakhir, Bapa adalah penyalur berkat. “Mama, minta duit dong buat beli layangan; minta sama bapa kau sana”. Di keluarga, bapalah yang mencari nafkah buat biaya sekolah anaknya, buat makan keluarganya, buat bayar listrik, bayar air, buat beli peniti, buat beli lulur istrinya, dll. Begitu pula dengan Bapa kita di surga. Dia memberikan berkat-berkatNya buat kita sehingga kita ngga pernah mati kelaparan (ada di antara temen-temen yang pernah mati kelaperan? Ngga ada kan!) Daud bilang : dulu aku muda, sekarang aku sudah tua, dan seumur hidupku aku tidak pernah melihat anak-cucu orang benar meminta-minta roti. Bapa mau kita semua menikmati berkat-berkatNya. Bapa kita kaya. Dia adalah raja di kerajaan surga yang jalannya terbuat dari emas murni.
Sahabat FOS, tapi sangat sayang sekali. Saat ini citra “bapa” telah dirusak oleh bapa-bapa di dunia ini. Di dunia banyak bapa-bapa yang kasar, suka selingkuh, masa bodo, tidak bisa diandalkan, sehingga kita membayangkan Bapa kita di surga juga adalah bapa yang pemarah & kasar. Tapi tenang, kalau mungkin bapa kita adalah salah satu dari bapa-bapa yang tidak baik… kita punya Bapa di surga yang dapat membelah laut buat bangsa Israel, yang bisa melipatgandakan harta kekayaan Ayub yang melimpah ruah, yang menyelamatkan Daniel dari ganasnya singa-singa lapar, yang telah menggandakan 5 roti 2 ikan, dan yang telah merubah Saulus menjadi Paulus.
Bapa sayang kepada kita…(Mazmur 103:13). Ngga ada yang lebih berharga dari pemberian Bapa yang sudah diberikan kepada kita sehingga kita jadi berharga : salibNya. Haleluyah.
Hothlas_salah satu anakNya
Leave a Reply